KONSTRUKSI ATAP KAYU
Oleh : Hartiyono (Widyaiswara Madya )
Departemen Bangunan PPPPTK BOE / VEDC Malang
1. Latar Belakang
2. Pembagian Strukur Atap
2.1 Komponen Penyusun Atap
Tiga komponen penyusun atap:
A. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap)
B. Penutup atap (genteng,polikarbonat)
C. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
Oleh : Hartiyono (Widyaiswara Madya )
Departemen Bangunan PPPPTK BOE / VEDC Malang
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus menerima perhatian yang khusus dari si perencana (arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus memiliki daya arstistik.
Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai epilog seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin dan hewan buas serta keamanan.
Atap merupakan bab dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memperlihatkan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
1. Latar Belakang
Kontruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus sanggup memperlihatkan bentuk pada atapnya. Konstruksi kuda-kuda yaitu susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus sanggup memperlihatkan bentuk pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam pembagian terstruktur mengenai struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
2. Pembagian Strukur Atap
2.1 Komponen Penyusun Atap
Tiga komponen penyusun atap:
A. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap)
B. Penutup atap (genteng,polikarbonat)
C. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
A. Struktur Atap (rangka atap dan penopang rangka atap)
Struktur atap yaitu bab bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari materi epilog atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap sanggup menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan membuat bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap yaitu balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirkan beban ke tanah.
Atap dan bagian-bagiannya
- Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan dari epilog atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada diatas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi daerah ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus diubahsuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. - Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framewort yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam jurai luar. - Usuk/kasao
Usuk berfungsi mendapatkan beban dari epilog atap dan reng meneruskan ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d 50 cm antara satu dengan yang lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan memakai paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahuku sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. - Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 4 m. Reng menjadi referensi pribadi epilog atap dan meneruskannya keusuk / kasao. Pada atap dengan epilog dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan dipakai pada atap dengan epilog dari genteng. Reng akan dipasang tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang guna dari (genteng). - Penutup
Penutup yaitu elemen paling luar dari struktur atap.Penutup atap harus memiliki sifat kedap air, bias mencegah terjadinya rembesan air selama insiden hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan.
B. Penutup atap (genteng,polikarbonat)
Penutup merupakan bab yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada banyak sekali pilihan epilog atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya yaitu faktor dispensasi material semoga tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain yaitu kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari epilog atap juga memberi efek pada struktur,misalnya konstruksi kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.
C. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
Elemen perhiasan pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
- Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air semoga jatuh ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal. - Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang membuat bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut semoga tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan epilog atap lain. Maka tampilan atap pada bab tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
2.2 Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim
Atap sanggup dikatakan berkualitas bila strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi materi pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan.
Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya menyerupai payung yang melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh alasannya yaitu itu,sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material,bentuk/ukuran,dan teknik pengerjaan.
2.3 Jenis Material Struktur Dan Penutup Atap
Penentuan material tergantung pada selera penghuni,namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat,presisi,cukup ringan,dan tidak over design. Atap yang berpengaruh harus bisa menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu:
1. beban berat sendiri (bahan rangka,penopang rangka,dan epilog atap).
2. beban angin tekan dan angin hisap.
3. beban bergerak lain (berat insan ketika pemasangan dan pemeliharaan).
3. Kesimpulan
Atap merupakan bab mahkota bangunan. Atap berfungsi sebagai bab dari keindahan dan pelindung bangunan dari panas dan hujan. Kemiringan untuk genteng kemiringan minimal 35 s/d 65 derajat, kalau atap memakai seng atau alumunium kemiringannya 18 – 20 derajat. Kuda-kuda merupakan bab yang memberi bentuk pada atap bangunan. Jarak antara kuda – kuda biasanya tidak lebih dari 3 m, kadang hingga 4m supaya ukuran gording dan balok bubungan tidak terlalu besar. Konstruksi rangka atap artinya dimulai dari menghitung kebutuhan bahan, membuat dan memasang konstruksi sehingga menjadi satuan konstruksi rangka atap pada bangunan.